Aib di Dunia, Aib di Akhirat
By. Satria hadi lubis
AIB membuat malu jika terungkap. Itulah sebabnya salah satu doa orang yang beriman meminta kepada Allah agar aibnya disembunyikan.
Dalam Sahih Ibn Hibban, doa ini diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar yang mendengar bahwa Rasulullah saw. selalu membaca doa ini pagi dan sore.
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي، وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي». (صحيح ابن حبان)
"Ya Allah, aku memohon keselamatan dunia dan akhirat pada-Mu. Aku memohon ampunan dan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Tutupilah segala aib (kekuranganku), tenangkanlah hatiku, jagalah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung pada-Mu dari musibah yang tak terduga" (HR. Ibnu Hibban).
Dalam kenyataannya, ada orang yang aibnya dibuka Allah di dunia, seperti yang dialami oleh para artis yang viral karena selingkuh atau politikus yang ketahuan korupsi.
Ada juga yang kelak dibuka aibnya di Yaumul Hisab.
"(Allah berfirman), "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan" (Qs. 45 ayat 29).
Namun ada juga yang aibnya ditutupi Allah kelak di Yaumil Hisab.
“Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat” (HR Muslim).
Jadi terkait aib ini ada empat golongan manusia :
1. Manusia yang aibnya dibuka Allah di dunia dan di akhirat.
2. Manusia yang aibnya ditutup Allah di dunia dan di akhirat.
3. Manusia yang aibnya ditutup Allah di dunia, tapi dibuka di akhirat.
4. Manusia yang aibnya dibuka Allah di dunia, tapi di tutup di akhirat.
Kita memohon kepada Allah agar termasuk orang-orang yang aibnya ditutup Allah di dunia dan akhirat.
Caranya dengan rendah hati, tidak sombong dan tidak terpancing untuk membongkar aib orang lain. Sambil terus berusaha memperbaiki diri agar aib kita berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia.
Ketahuilah...aib itu seperti sampah busuk yang ditutupi, jika ia terbuka niscaya semua orang akan lari menjauhi kita.
Kita disanjung bukan karena kita hebat, tapi karena Allah masih menutupi aib kita.
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar