Jangan Trauma Dengan Luka Pengasuhan
TIDAK semua orang lahir dari pelukan yang hangat. Tidak semua tumbuh dari rumah yang tenang. Banyak yang dibesarkan oleh orang tua yang lelah, terluka, atau tidak pernah diajari cara mencintai dengan benar. Dan dari sanalah muncul luka pengasuhan.
Luka itu nyata. Ia mempengaruhi cara kita merasa, bersikap, mencintai, bahkan berdoa. Ada yang takut berkeluarga, takut mengulang kesalahan yang sama. Ada yang sulit percaya, sulit tenang, sulit mencintai diri sendiri.
Tapi dengarkan ini baik-baik. Jangan trauma dengan luka pengasuhan. Sebab Allah tidak menitipkan masa lalu untuk menghancurkanmu, tetapi untuk menguatkanmu.
Islam mengajarkan bahwa setiap ujian punya pintu penyembuhan. Setiap kesulitan membawa hikmah. Setiap luka bisa menjadi rahmat, jika dihadapkan kepada Allah.
Jangan trauma... karena engkau bukan masa kecilmu. Engkau bukan bentakan yang pernah kau dengar. Bukan kekurangan kasih sayang yang pernah kau rasa. Engkau adalah jiwa yang Allah pilih untuk belajar sabar, belajar ikhlas, belajar menjadi lebih baik daripada masa lalu yang membesarkanmu.
Ketahuilah, ketika engkau memilih untuk tidak mengulang luka itu, ketika engkau memilih memeluk anakmu dengan cinta, ketika engkau memilih bersuara lembut, menghargai, dan berdoa saat itu engkau telah menang.
Tidak hanya atas trauma, tetapi juga atas dirimu sendiri.
Jangan trauma dengan luka pengasuhan. Karena Allah mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang menyakitkan menjadi kekuatan, yang menghancurkan menjadi jalan kembali kepada-Nya.
Engkau tidak gagal. Engkau sedang disembuhkan. Perlahan, lembut, dan penuh kasih seperti Allah mendidik hamba-hamba-Nya.
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- shl
- Bagikan :
