Masjid Yang Ramah Anak dan Remaja
URGENSI mewujudkan masjid ramah anak dan remaja menjadi krusial di saat ini. Ditengah-tengah anak dan remaja lebih betah bermain gadget dan lebih luas alternatif pergaulan buruknya. masjid perlu memiliki daya tarik agar mampu bersaing mengambil hati anak dan remaja, terutama menanamkan mindset kepada anak sampai mereka dewasa bahwa masjid adalah rumah tarbiyah (pendidikan) dan ibadah kepada Allah yang ramah. Sebab tanpa mencintai masjid tidak mungkin lahir orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah" (Qs. 9 ayat 18).
Sebaliknya, pengurus DKM, marbot dan jama'ah yang kaku dan membatasi aktualisasi anak di masjid akan membuat masjid dijauhi oleh anak dan remaja. Hal tersebut bisa menanamkan mindset sampai mereka tersebut dewasa bahwa masjid itu tidak nyaman dan Islam itu bukanlah ajaran yang rahmatan lil alamin.
Alangkah baiknya jika pengurus DKM membuat berbagai program masjid Ramah Anak dan Remaja. Beberapa program yang bisa dibuat adalah :
- Membuat pelatihan dan sosialisasi kepada sesama pengurus DKM, marbot dan jama'ah tentang urgensi bersikap yang sama tentang masjid yang ramah anak dan remaja.
- Membuat taman atau tempat bermain bagi anak-anak di lingkungan masjid.
- Menata bangunan dan fasilitas masjid yang ramah untuk pendidikan anak, seperti tempat TPA (Taman Pendidikan Al Qur'an), fasilitas wudhu/toilet khusus anak-anak.
- Membuat perpustakaan yang isinya ada buku atau komik anak-anak serta komputer untuk pendidikan anak dan remaja.
- Membuat kegiatan rutin khusus untuk anak-anak dan remaja selain pengajian, misalnya seni dan olahraga.
- Melibatkan anak-anak yang usianya sudah remaja dalam berbagai kegiatan kepanitiaan di masjid.
- Melibatkan anak-anak remaja yang sudah fasih membaca Al Qur'an untuk memimpin kegiatan peribadatan sebagai sarana kaderisasi, misalnya menjadi muazin, bahkan menjadi imam sholat masjid.
- Menyediakan fasilitas wifi atau konsumsi agar anak-anak dan remaja betah di masjid, walau sekedar kongkow-kongkow saja daripada mereka kongkownya di tempat yang tidak jelas.
- Dan lain-lain.
Jangan sampai hanya karena masjid ingin terkesan sakral dan indah lalu aturan masjid menjadi kaku dan membuat anak-anak tak betah dan nyaman berada di masjid.
Mari kita ingat pesan Sultan Muhammad Al Fatih (Penakluk Konstantinopel), "Jika suatu saat kamu tidak lagi mendengar bunyi bising dan gelak tawa anak-anak yang riang gembira di antara shaf-shaf sholat di masjid-masjid, maka tunggulah kejatuhan Islam pada saat itu."
Jangan pernah larang anak-anak kita untuk pergi ke masjid dengan alasan membuat ribut dan mengganggu “kekhusyuan” shalat. Karena ketika hilang suara-suara anak-anak kecil di masjid-masjid kita, itulah tanda kehancuran dan terasingnya generasi mendatang dari agama Islam yang diridhoi oleh Allah SWT ini. Wallahu'alam.
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- shl
- Bagikan :
Komentar