Agar Tidak Tersesat
By. Satria Hadi Lubis.
AGAR kita tidak tersesat dalam memahami Islam, ditengah makin banyaknya informasi atau pendapat nyeleneh yang disebarkan kaum Islamophobia saat ini, maka kita perlu melakukan tiga aktivitas berikut ini secara bersamaan :
1. Membaca Al Qur'an.
Selain membaca al Qur'an (tilawah), bagi mereka yang buta bahasa Arab juga mesti membaca terjemahan al Qur'an agar tahu isi al Qur'an. Banyak muslim yang rajin baca al Qur'an, tapi karena tak pandai bahasa Arab tidak mengerti apa yang dibacanya. Oleh karena itu sebaiknya juga membaca terjemahan al Qur'an (dalam bahasa Indonesia, misalnya) sampai tamat. Saran saya minimal sebanyak tiga kali tamat, sehingga tahu pokok-pokok isi Al Qur'an. Lebih baik lagi jika membaca satu atau dua buku tafsir al Qur'an karangan ulama terkenal, seperti Ibnu Katsir atau Buya Hamka. Lagi pula dengan sering membaca al Qur'an, kita akan mendapat fadhilah berupa hidayah dari Allah SWT, sehingga tidak mudah tersesat dan disesatkan oleh berbagai pendapat yang membingungkan.
2. Membaca buku-buku Islam.
Hal yang perlu dilakukan agar tidak sesat pemahaman agama adalah banyak membaca buku-buku Islam, baik yang klasik atau kontemporer. Utamakan membaca buku aqidah dan persatuan umat, sehingga tidak mudah menyesatkan orang yang berbeda mazhab atau kelompok dengan kita.
3. Mengaji secara talaqi.
Yang dimaksud mengaji talaqi adalah mengaji ilmu agama dari guru (ustadz/murobbi) yang bertemu langsung di majelis ta'lim atau liqo' (pengajian). Hal ini untuk menjaga sanad keilmuan, untuk mengetahui dengan siapa saja seseorang belajar Islam. Selain itu juga sebagai tempat bertanya atau konsultasi agama. TIDAK CUKUP kita belajar Islam hanya dari youtube atau medsos. Sebab jadi tidak jelas sanadnya dan menafsirkan ajaran agama jadi semua gue karena tidak ada yang membimbing.
Lakukan ketiga aktivitas di atas secara simultan (bersamaan) dan rutin seumur hidup.
Orang yang sibuk membaca al Qur'an saja, tapi tidak punya guru dan jarang baca buku agama, bisa berdampak mudah menafsirkan ayat al Qur'an semua gue dan keluar dari pemahaman umum aqidah ahlus sunnah wal jama'ah.
Orang yang sibuk baca buku agama, dengan kata lain belajar Islam secara mandiri bermodal internet, youtube atau medsos, tapi jarang baca Al Qur'an dan tidak punya guru ngaji akan mudah tergoda untuk menjadi Islamolog (merasa banyak tahu ilmu Islam), tapi tak mampu memahami bagaimana sistematika mengamalkan Islam. Bahkan tak termotivasi untuk mengamalkan ajaran Islam (omongnya saja yang memukau).
Orang yang sibuk ngaji dengan guru, tapi tak pernah membaca isi Al Qur'an secara langsung dan jarang baca buku agama akan mudah mengkultus individukan gurunya. Alih-alih gurunya benar, tapi jika gurunya sesat atau modal PD doang, maka sang murid tak punya filter untuk mengkritisi pendapat gurunya.
Semoga dengan melakukan tiga aktivitas tersebut kita terhindar dari pemahaman Islam yang sesat, yang membuat kita jauh dari hidayah Allah SWT. Wallahu'alam.
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar