Hidup Seharusnya Ajaib
By. Satria hadi lubis
ADA satu pertanyaan menarik dari salah satu jama'ah pengajian ketika saya ceramah. "Ustadz...apakah hidup seorang muslim itu harus ajaib?"
Saya tercenung sebentar mendengar pertanyaan yg menarik ini. Lalu saya jawab begini, "Jika yang dimaksudkan hidup ajaib itu adalah hidup yang dikelilingi mistik, klenik dan dedemit tentu saja tidak. Bahkan Allah malah melarangnya (lihat al Qur'an Surah 72, al Jin).
Namun jika yang dimaksud hidup ajaib itu adalah hidup yang merasakan kehadiran Allah (baca : ihsan) dalam wujud pertolongan-Nya dari arah yang tak diduga dan dengan cara yang tak disangka, memang seharusnya demikianlah hidup seorang muslim.
Seorang muslim selain hidup secara logis sesuai hukum kausalitas (sebab akibat, misal : belajar akan pintar, olahraga akan sehat, menabung akan kaya, dan lain-lain), tapi juga mestinya hidup seorang muslim itu ajaib dan ada surpise (kejutan).
Itulah makna iman (percaya) kepada yang ghaib, "Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Qs. 2 ayat 2 dan 3).
Itu juga yang merupakan janji Allah SWT :
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Qs. 47 ayat 7).
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (Qs. 65 ayat 2 dan 3).
Maka merugilah seorang muslim yang mengaku beriman kepada Allah tapi hidupnya "biasa-biasa" saja. Logis dan monoton, selalu rasional serta mudah ditebak. Hidupnya tidak variatif karena tidak ada surprise, berupa bantuan dari Allah 'Azza Wa Jalla secara ajaib (dari arah yang tak disangka dan tidak logis).
Justru hidup yang bahagia itu jika kita hidup tidak monoton dan membosankan seperti menonton film seru. Disana ada logika dan surprise, kekalahan dan kemenangan, ada tegang dan santai, ada tangis dan tawa. Itulah hidup yang nikmat.
Hidup seorang muslim seharusnya tak selalu logis, tapi ada keajaiban-keajaiban karena ada kehadiran dan pertolongan Allah 'Azza Wa Jalla dalam setiap episode kehidupannya.
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar