Jangan Buta Politik
By. Satria hadi lubis
Dalam sebuah ceramahnya, seorang ustadz berkata: "Mereka yang berpolitik itu sudah benar gak sholatnya? Sudah sholat berjamaah tidak di mesjid? Sudah baca al Qur'an gak? Perbaiki dulu deh ibadahnya, baru setelah itu berpolitik!"
Ucapan semacam ini sekilas kelihatannya benar, tapi akan lebih benar lagi jika seruannya seperti ini : "Mereka yang berpolitik itu sudah benar gak sholatnya? Sudah sholat berjamaah tidak di mesjid? Sudah baca Al Qur'an gak? Perbaiki dulu deh ibadahnya SAMBIL berpolitik!"
Ibadah dalam Islam itu luas pengertiannya, meliputi ipoleksosbudhankamrata (ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan rakyat semesta). Semuanya sama-sama penting. Bagi seorang muslim, politik tidak bisa ditinggalkan karena asyik mendahulukan ibadah mahdhoh (khusus), seperti sholat, zikir, haji, dan sebagainya. Begitu pun sebaliknya, jangan asyik berpolitik tapi melupakan ibadah khusus.
Walau tidak semua muslim harus berpolitik praktis (dengan menjadi anggota parpol atau relawan), suka atau tidak suka seorang muslim harus tahu kondisi kaum muslimin, membela kaum muslimin (baca: membela kemanusiaan) dan memahami makar mereka yang membenci Islam. Dan ini berarti berpolitik (high politics). Tidak boleh cuek.
Bukankah Allah sendiri yang memberitahu kita adanya orang-orang yang membenci Islam? "Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya" (Qs.61 ayat 8).
Memahami percaturan politik dan makar mereka yang membenci Islam (Islamophobia) serta sebaliknya siapa yang membela Islam dan syariatnya, semuanya itu hanya ditujukan dalam rangka mencari ridho Allah SWT.
"Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam" (Qs. 6 ayat 162).
Jadi jangan menjadi muslim yang buta politik!
Bukankah Allah memerintahkan kita agar jangan setengah-setengah (parsial) dalam memahami dan mengamalkan Islam?
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu" (Qs. 2 ayat 208) .
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar