Kecerdasan Mengumpulkan Pahala
By. Satria hadi lubis.
KECERDASAN tertinggi adalah kecerdasan mengumpulkan pahala dan menjauhi dosa. Setiap gerak hati, pikiran dan perbuatan selalu ditimbang mana yang pahalanya paling banyak dan mana yang dosanya paling sedikit.
Untuk itu dibutuhkan pengetahuan tentang agama, terutama bab tentang kaidah fiqih, fiqih aulawiyat (cara memilih prioritas) dan fiqih muwazanah (cara memilih mana yang resikonya paling kecil dan manfaatnya paling besar).
Semua kecerdasan tak ada gunanya jika implementasinya tidak berujung pada kecerdasan mengumpulkan pahala dan menjauhi dosa. Mana yang pahalanya paling besar dan mana yang dosanya paling kecil.
Imam Ghazali pernah mengatakan, "Hidup ini ibarat berjalan di sebuah jembatan. Sepanjang jembatan itu penuh dengan duri. Kalian pasti akan menginjak duri tersebut, maka pilihlah menginjak duri (dosa) yang paling kecil."
Kecerdasan mengumpulkan pahala juga kecerdasan mengumpulkan pahala jariyah. Pahala yang tidak akan putus mengalir kepada pelakunya walau ia telah meninggal dunia.
Rasulullah saw bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).
Habiskan waktu dan curahkan tenaga serta pikiran Anda untuk mencari inovasi dan peluang mengumpulkan pahala, terutama pahala yang tak pernah putus pahalanya sepanjang masa (pahala jariyah).
Jika begitu, Anda termasuk orang yang paling beruntung dan paling cerdas di muka bumi ini. Insya Allah...
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar