Keikhlasan Dalam Berkorban
By. Satria hadi lubis
Banyak orang yang berkorban untuk kebahagiaan orang lain.
Seorang ayah berkorban waktu, tenaga, bahkan kesehatannya untuk kebahagiaan anaknya.
Seorang suami berkorban harta untuk kebahagiaan istrinya.
Seorang istri berkorban perasaan untuk kebahagiaan suaminya.
Sampai....
Seorang pahlawan berkorban nyawa untuk kedaulatan negerinya.
Pengorbanan akan berbuah pahala dan surga asalkan diniatkan dengan ikhlas dan dengan cara yang diridhoi Allah SWT.
Salah satu indikasi keikhlasan adalah melupakannya, tidak mengungkitnya dan tidak meminta balas budi.
Biarlah malaikat pencatat amal yang merekamnya dengan teliti dan tepat bagi bekal kita di yaumul akhir.
Sebaliknya, tugas kita yang sudah ditolong atas pengorbanan orang lain adalah mengingatnya, menyebut-nyebutnya dan membalas budinya.
Jangan dibalik, yang berkorban suka mengungkit dan meminta balas budi. Yang diberi pertolongan malah lupa dan tak tahu balas budi. Yang berkorban menjadi tidak ikhlas dan tak dapat pahala, yang ditolong menjadi tak tahu diri dan kurang ajar.
Jangan pernah juga merasa paling berjasa dan paling banyak berkorban.
Karena sesungguhnya tak ada pengorbanan tanpa izin Allah. Karena sesungguhnya tak ada pengorbanan karena semuanya milik Allah.
Sebab jika kayu yang dipaku tahu betapa sakitnya menjadi paku yang dipukul palu, ia akan malu sendiri.
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar