Khawatirkan Ibadahmu dan Jangan Khawatirkan Duniamu
KITA sering mendengar para ustadz mengingatkan dari atas mimbar, bahwa mati, jodoh, dan rezeki telah ditentukan. Kita juga sering meyakinkan diri sendiri, jika sudah jodoh tak akan kemana, jika sudah rezeki tak akan tertukar dan jika sudah ajal tak akan tertunda.
Tapi hari ini, peluang kerja bertambah sulit. Seorang sarjana lulusan S1, perlu waktu paling cepat satu tahun untuk mendapatkan pekerjaan. Ekonomi terasa sedang susah. Kerisauan tentang susahnya pekerjaan, menjadi kerisauan masal.
Namun yakinlah...! Jangan risau ada Allah! Selama usaha maksimal telah dilakukan, ikhtiar besar telah dilaksanakan, Insya Allah pertolongan akan datang.
“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya” (QS. Hud ayat 6).
"Sesungguhnya rezeki akan mencari seorang hamba sebagaimana ajal yang akan mencarinya” (H.R. Ibn Hibban).
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram” (HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro nomor 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak nomor 2070 dan disepakati Adz-Dzahabi).
Yang justru perlu kita khawatirkan adalah apa yang tak pernah dijamin dan tak pernah diberi kepastian oleh Allah azza wa Jalla. Apa itu? IBADAH kita. Baik itu ibadah khusus, seperti sholat, shaum, zikir, tilawah Al Qur'an, umroh dan haji, serta yang lainnya. Juga ibadah dalam arti yang umum, yaitu ikhlas beramal dengan cara yang sesuai syariat dan ditujukan untuk mencari ridho Allah.
Ketahuilah ...
Allah tak pernah mengeluarkan jaminan bahwa ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan nilai A dan layak diterima. Allah tak pernah memberikan kepastian bahwa seluruh amal yang kita lakukan berstatus sempurna dan akan mengantarkan kita ke surga.
Tentu saja kita selalu berbaik sangka atas semua yang kita lakukan dalam rangka beribadah kepada Allah. Tapi kita juga wajib memastikan melakukan semua ibadah tersebut dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang baik (ikhlas dan khusyu').
Malik bin Dinar suatu hari berkata, “Seberapa besar khawatirmu karena dunia, maka sebesar itu pula khawatirmu pada akhirat akan hilang dari dirimu. Seberapa besar khawatirmu karena akhirat, maka sebesar itu pula khawatirmu pada dunia akan menguap sirna.”
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- shl
- Bagikan :
Komentar