Masuk Neraka Gara-gara Tetangga
Tetangga adalah siapa saja yang berdampingan dan dekat dengan rumah kita. Mereka ini berhak dapat hak hidup bertetangga. Di antara haknya adalah tidak mengganggu mereka.
Bahkan indikator iman seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia membuat tetangganya merasa aman.
“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya” (HR al-Bukhari).
Sangat beruntung jika kita memiliki tetangga yang baik.
Dari Nafi’ ibnu ’Abdil Harits berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan kendaraan yang tenang” (Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya) Lihat Ash Shahihah (282).
Tetangga yang baik itu jika saling berjumpa minimal melakukan 3S (Senyum, Salam, Sapa).
Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri” (HR Muslim).
Lalu mana yang perlu diprioritaskan antara tetangga yang jauh dan dekat, misalnya ketika kita ingin membantu atau memberikan hadiah? Tentu saja tetangga yang dekat.
“Dari Aisyah ra: “Aku berkata: Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau (Rasulullah Saw) bersabda: “Yaitu kepada (tetangga) yang paling dekat pintu rumahnya darimu” (HR al-Bukhari).
Dan tidak boleh meremehkan pemberian tetangga, walau pemberiannya itu murah atau yang tidak kita butuhkan sekalipun.
“Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Disunnahkan juga untuk saling memberi, termasuk memberi makanan.
"Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu” (HR. Muslim).
Hidup bertetangga, terutama di perkotaan, sering membuat kita lupa bagaimana memperlakukan tetangga dengan baik. Hidup menjadi induvidualistis, tak peduli dengan hak tetangga. Misalnya, menyetel musik dengan suara yang keras, parkir sembarangan sehingga mempersulit akses keluar masuk tetangga, menjelekkan tetangga, dan lain-lain.
Padahal gara-gara tidak memperlakukan tetangga dengan baik seseorang bisa masuk neraka, walau ibadah dan amalnya luar biasa.
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah saw: ‘Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya akan tetapi ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Ia masuk surga” (HR. Al Hakim).
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar