Nenek Moyang Kita Bukan Pelaut
By. Satria hadi lubis
NENEK moyang umat Islam bukan seorang pelaut. Itu judul lagu. Nenek moyang kita adalah para nabi, sahabat nabi, ulama, dan orang-orang sholih sebelum kita. Karena kita disatukan dengan mereka oleh kesamaan iman.
Nenek moyang kita pernah menguasai dunia selama lebih kurang 1300 tahun (622 sd 1924 M). Semenjak Nabi saw hijrah ke Madinah sampai runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.
Sedang Amerika baru menguasai dunia sejak 1945 setelah menang perang dunia kedua. Eropa sekitar 700 tahunan berjaya, semenjak menang perang Salib di akhir abad ke 13.
Jadi nenek moyang kita jauh lebih lama dari Amerika dan Eropa dalam menguasai dunia. Walau silih berganti dinasti yang berkuasa, mereka tetap hebat dan berpengaruh di dunia saat itu.
Rahasianya adalah hidup mereka bagai kuda pacuan. Mereka berlomba berprestasi dan sangat produktif. Disamping itu mereka hanya takut kepada Allah. Tidak cinta kepada dunia dan tidak takut kepada kematian.
Semua itu hasil dari belajar agama (tarbiyah Islamiyah) yang syamil wa mutakammil (integral dan menyeluruh) sebagai tradisi umat Islam saat itu. Lalu bersamaan dengan ditinggalkannya tarbiyah (menuntut ilmu agama) maka umat Islam perlahan tapi pasti mengalami kemunduran sampai saat ini.
Kita ditakdirkan Allah lahir dan hidup ketika umat Islam dalam keadaan terpuruk, sehingga wajar banyak diantara orang Islam saat ini yang minder terhadap Islam itu sendiri. Mereka seolah buta dengan kejayaan nenek moyangnya. Lalu terpesona dengan budaya luar, baik Barat maupun Timur.
Jadi, jika umat Islam ingin kembali jaya maka hiduplah seperti nenek moyangnya. Hidup dan matilah seperti nenek moyangnya. Mereka mengawali hidup dari belajar Islam dan mati dalam keadaan meyakini Islam. "Wa laa tamu tunna illa wa antum muslimun" (janganlah kamu mati kecuali setelah mengislamisasi kehidupanmu), al Quran surah 3 ayat 102.
Dengan tarbiyah Islam mereka meyakini dunia hanya persinggahan sementara menuju kebahagiaan surga.
Bekalnya adalah beramal menjadi pemakmur bumi, sehingga rahmat Allah swt dirasakan oleh semua manusia.
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik" (Q.S. Ali 'Imran, Ayat 110).
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar