Nikmat Berkorban Tanpa Pengorbanan
By. Satria hadi lubis
Banyak sekali hikmah yang didapat dari Hari Raya Idul Adha yang akan kita jalani, diantaranya hikmah memotong hewan qurban yaitu, mengingatkan kepada kaum muslimin bahwa inti kehidupan ini adalah pengorbanan untuk mencari ridho Allah.
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya" (Qs. 2 ayat 207).
Mengapa seorang muslim harus berkorban sepanjang hidupnya, baik berkorban harta, waktu, pikiran, perasaan, tenaga sampai nyawa sekali pun di jalan Allah? Jawabannya karena Allah telah membeli diri dan harta setiap muslim dengan surga.
"Sesungguhnya Allah (telah) membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka..." (Qs. 9 ayat 111).
Jadi sejatinya seorang muslim itu tidak memiliki hak lagi untuk mengatur dirinya sesuka hati. Apalagi untuk mengorbankan harta dan dirinya kepada selain Allah, misalnya menghabiskan waktu atau uangnya untuk bermaksiat. Sebab diri dan hartanya sudah dijual kepada Allah dengan keuntungan yang sangat besar, yaitu surga. Bayangkan hanya dengan mengorbankan harta dan jiwa di jalan Allah untuk sementara waktu (hanya dari lahir sampai mati), kita mendapatkan surga untuk selama-lamanya. Bukankah ini jual beli dengan keuntungan yang sangat besar bagi seorang muslim? Bukankah ini pengorbanan yang nikmat?
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui" (Qs. 61 ayat 10-11).
Modal kita untuk berniaga dengan Allah adalah diri dan harta. Namun pertanyaan berikutnya, apakah modal tersebut milik kita? Ternyata tidak! Karena diri dan harta kita sejatinya juga milik Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). Diri ini milik Allah, waktu juga milik Allah, harta juga milik Allah. Lalu apa yang kita miliki? Tidak ada!
Jadi kita melakukan jual beli dengan Allah yang imbalannya surga tanpa modal sama sekali. Bukankah ini pengorbanan tanpa pengorbanan?
Namun anehnya sebagian besar manusia menolak tawaran jual beli dengan Allah tersebut. Mereka malah melakukan jual beli dan berkorban kepada selain Allah, yaitu kepada hawa nafsunya, orang lain, atau tuhan-tuhan sesembahan selain Allah. Sungguh mereka itulah orang-orang yang akan menyesal kelak.
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)" (Qs. 2 ayat 165).
Idul Adha (Idul Qurban) mengingatkan kita kembali akan nikmatnya berkorban dengan keuntungan yang besar, yaitu surga. Mengingatkan kita kembali untuk selalu mau berkorban di jalan Allah. Sebab kita berkorban yang pada hakekatnya tidak berkorban. Sebab yang kita korbankan (harta, waktu, pikiran, perasaan dan jiwa) juga milik Allah.
Maha benar Allah dengan segala hikmah-Nya....!
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar