Salah Menunjukkan Prestasi
By. Satria hadi lubis
ADA seorang pemuda yang sering direndahkan teman-temannya sebagai orang malas dan miskin prestasi. Namun pemuda tersebut tidak marah dan tetap ramah kepada teman-temannya yang merendahkannya.
Ketika ditanya mengapa engkau tidak tersinggung dan marah dianggap tidak berprestasi, maka pemuda tersebut menjawab : "Aku sibuk bersusah payah menunjukkan prestasiku di hadapan Allah, itupun belum tentu diterima oleh-Nya. Kesibukanku itu membuatku lupa menunjukkan prestasiku di hadapan manusia".
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah. Mungkin malah prestasinya di hadapan Allah hampir nol besar.
Padahal prestasi di depan manusia bersifat fana, semu dan melenakan, bahkan bisa menjerumuskan manusia tersebut akibat pujian yang membuatnya sombong. Sedangkan prestasi di hadapan Allah adalah prestasi yang sebenarnya, bersifat abadi karena mendapatkan imbalan surga, dan menunjukkan kecerdasan manusia tersebut terhadap hakekat kehidupan.
Bukan berarti prestasi kerja di kantor atau prestasi di bidang lainnya tidak penting, tapi niatkan dan lakukan prestasi tersebut untuk (menuju ketakwaan kepada) Allah SWT.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti" (Qs. 49 ayat 13).
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar