Ujian Hidup Yang Datang Silih Berganti
HARAP TENANG, SEDANG ADA UJIAN. YANG SUDAH SELESAI UJIAN BOLEH PULANG.
Ingat kalimat ini? Kalimat yang ada sejak zaman kita sekolah dulu, yang sampai sekarang tetap ada. Biasanya kalimat ini ditempelkan di ruang-ruang kelas ketika ujian sedang berlangsung.
Ternyata kalimat tersebut maknanya sangat dalam dalam kehidupan kita : Hidup adalah tempat ujian bagi manusia. Jika hidup sudah tak ada ujiannya, berarti itu pertanda sudah tiba saatnya kita pulang alias meninggal dunia.
Oleh sebab, TENANG saja selama ujian hidup yang silih berganti tersebut masih berlangsung. Dengan tenang, ujian hidup akan mampu kita atasi dengan baik.
Sebaliknya, jika panik, gelisah dan berisik dengan keluh kesah, ujian hidup yang sedang dijalani tak akan berbuah kebaikan. Malah kita makin stres dan frustasi, yang membuat sulit untuk berpikir jernih mencari solusi. Ujung-ujungnya, bisa depresi, bahkan bundir.
Ketahuilah...bahwa Allah SWT menciptakan kehidupan agar manusia diuji siapakah yang akan lulus dan mendapat nilai terbaik.
"Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun" (QS. 67 ayat 2).
Mereka yang lulus ujian hidup akan naik "kelas" menjadi manusia yang mulia, serta diampuni dosa-dosanya.
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Lagi pula ujian yang berbeda-beda dari setiap manusia sudah ditakar oleh Allah SWT bahwa manusia tersebut pasti bisa mengerjakannya dan lulus. Analoginya, seperti guru sekolah yang setiap membuat soal ujian pasti sudah menakar bahwa muridnya bisa mengerjakan soal ujian tersebut dengan baik.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (Qs. 2 ayat 186)
Lalu mengapa ada murid yang tidak lulus ujian? Jawabannya sederhana, karena sang murid TIDAK BELAJAR DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.
Begitu juga dalam ujian kehidupan. Jika ada manusia yang gagal dalam ujian kehidupannya pasti penyebabnya karena ia tidak belajar secara sungguh-sungguh tentang 1) Hakikat hidup, 2) Cara hidup yang benar, dan 3) Keyakinan datangnya pertolongan Allah.
Tentang hakikat hidup, Allah SWT berfirman :
"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Qs. 57 ayat 20)
Ayat ini menjelaskan bahwa kehidupan dan kesenangan dunia hanyalah seperti mainan dan sesuatu yang lucu, sehingga tak usah stres dengan berbagai ujiannya. Tenang saja, sambil terus berusaha dan berdoa mencari solusi tanpa putus asa.
Lalu tentang cara hidup yang benar, Rasulullah saw bersabda :
"Orang cerdas adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dan mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya lalu berangan-angan terhadap Allah (bahwa dia akan diampuni)." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaqi)
Jadi cara hidup yang benar adalah jangan menuruti hawa nafsu, tapi hiduplah sesuai aturan (syariat) Allah. Dan yang paling cerdas dalam menjalani hidup ini adalah mereka yang selalu mempersiapkan dirinya untuk bekal mati.
Tentang keyakinan akan datangnya pertolongan Allah, diantaranya adalah dalil berikut :
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (Qs. 65 ayat 3)
"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong umat ini dengan yang lemahnya, dengan doa, shalat dan ikhlas mereka.” (HR. An Nasa'i)
Pertolongan Allah niscaya akan datang jika kita bertawakal (berserah diri kepada Allah), banyak berdoa dan ibadah serta berusaha dengan ikhlas.
Akhirnya, agar hidup kita bisa tenang di tengah-tengah ujian kehidupan yang datang silih berganti adalah :
"HIDUP INI HANYA SEKALI, MAKA NIKMATILAH.
TAPI JANGAN LUPA, MATI JUGA HANYA SEKALI MAKA PERSIAPKANLAH"
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- shl
- Bagikan :
Komentar