Urus Saja Dirimu Sendiri
By. Satria hadi lubis
ADA sebagian orang yang jika dinasehati menjawab dengan marah : "Urus saja dirimu sendiri!", "Ngapain juga usil dengan urusan gue!", "Kek dirinya udah bener aja...sampai sok suci nasehatin orang lain!", "Ini kan hak gue, lagian elo juga gak kasih makan ke gue!", dan ucapan ketus lainnya yang menunjukkan bahwa dia gak mau dinasehatin.
Jawaban semacam itu mungkin saja merupakan keberhasilan ideologi liberalisme dan induvidualiasme dengan berlindung atas nama Hak Azasi Manusia (HAM) untuk meracuni pola pikir manusia agar bebas melakukan apa saja, mengumbar syahwatnya tanpa batas.
Dampaknya, kini makin banyak orang yang minder menasehati orang lain karena kuatir dituduh mencampuri urusan orang lain dan tidak menghargai HAM.
Dampaknya dapat kita lihat, saat ini kerusakan moral makin menjadi-jadi. Mulai dari perilaku tidak beradab, mengumbar aib, sampai korupsi, narkoba, penyimpangan seksual (LaGiBeTe), dan lain-lain.
Padahal tak ada yang namanya kerusakan moral itu tidak menyebar jika didiamkan. Walau awalnya hanya segelintir orang yang melakukannya dan merusak dirinya sendiri (seperti narkoba atau seks bebas), tapi lama kelamaan hal itu akan menular ke masyarakat dan menjadi budaya baru. Dulu LaGiBete di Amerika dan Eropa ditolak, tapi lama kelamaan malah disahkan menjadi undang-undang.
Islam sebagai ajaran yang peduli dengan kebahagiaan manusia sudah menyampaikan jauh-jauh hari di dalam al Qur'an bahwa jika nasehat sudah tidak berjalan dan dimusuhi (dengan jawaban semisal "Urus saja dirimu sendiri!"), maka masyarakat akan rusak dan menuju kehancurannya.
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah" (Qs.3 ayat 110)."Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).
Dari dua dalil di atas, Islam justru mengajarkan bahwa masyarakat terbaik
adalah masyarakat yang budaya saling menasehatinya (amar ma'ruf nahi munkar) hidup.Oleh karena itu, teruslah memberi nasehat (amar ma'ruf nahi munkar) walau dicela oleh orang-orang yang pemikirannya liberal induvidualistik. Yang kurang peduli terhadap masa depan bangsanya dari kerusakan moral.
Dan bagi kita yang dinasehati janganlah tersinggung dengan nasehat sekasar apapun selama esensinya baik, contohnya nasehat dari nitizen yang asal jeplak di medsos.
Untuk mereka yang baperan dengan menganggap nasehat orang lain mencampuri urusan pribadinya, maka jangan menyesal kalau nanti mati maka orang lain di sekitarnya akan berkata dengan ketus, "Urus saja dirimu sendiri! Sana jalan sendiri ke kuburan!"
- Ust. Satria Hadi Lubis
- satria hadi lubis
- Bagikan :
Komentar